Blog sejarah Perang Dunia 2, Nazi Jerman dibawah Adolf Hitler di Eropa dan Jepang di Pasifik, melawan Sekutu

Motivasi Menulis

Perang Saudara Spanyol (1936-1939) - Ajang Pemanasan Bagi Jerman Untuk Perang Dunia 2

Pasukan Nasionalis melempar granat ke pasukan Republik
Antara 1936 dan 1939 lebih dari 500.000 orang tewas dalam Perang Saudara di Spanyol ini, jadi perang ini tidak dapat dianggap sebagai perang 'kecil' . Perang ini tidak begitu dikenal di dunia karena tertutupi oleh  kejadian-kejadian di negara tetangga lainnya terutama yang dilakukan Italia dan Jerman pada tahun-tahun tersebut yang membuat situasi di Eropa Barat memanas .  Banyak hal baru yang terjadi dalam perang ini yang tidak pernah terjadi sebelumnya :
-Pemboman besar-besaran sebuah kota menggunakan pesawat pembom
-Pertempuran yang terjadi di daerah pemukiman yang padat pendudukknya.
-Konsep perang total dan perang kilat mulai diterapkan disini dan akan disempurnakan lagi pada Perang Dunia 2.   
-Mesin perang baru bermunculan disini :pesawat tempur dan pembom dengan sayap tunggal,tank-tank dengan konsep yang lebih maju dan modern.Perang saudara ini menjadi sarana uji coba bagi mesin-mesin perang baru tersebut. 
-Pembantaian massal yang dilakukan kedua belah pihak hanya karena masalah perbedaan ideologi.
2 Pihak yang bertikai -Pihak Pemberontak (Kaum Nasionalis dipimpin oleh Jendral Franco) dibantu oleh Jerman dan Italia,sedangkan pihak pemerintah (Kaum Republik berhaluan komunis/kiri) dibantu oleh Uni Soviet.  -Dalam perang ini juga Jerman dan Italia sebagai penyokong Fasisime, untuk pertama kalinya saling bekerja sama demi membendung pengaruh penyebaran Komunisme di Eropa Barat.Dan kerjasama ini akan berlanjut pada pada Perang Dunia 2.

Penyebab Perang Saudara Spanyol

Pada tahun 1920, Spanyol adalah sebuah negara yang berbentuk monarki konstitusional dengan Raja Alfonso XIII sebagai kepala negaranya.Namun, pemerintahannya tidak efisien dan korup.Pada tahun 1921,satu grup pasukan dikirim ke jajahan Spanyol di Afrika Utara (Spanish Morocco) untuk memadamkan pemberontakan yang terjadi disana. Semua pasukan yang dikirim itu dibantai dan kekalahan ini tampaknya memperlihatkan betapa korup dan tidak kompetennya kepemimpinan di Spanyol. Pada tahun 1923, Spanyol mengalami kudeta tak berdarah ketika Raja Alfonso menyerah kepada Jenderal Primo de Rivera yang mengambil kendali pemerintahan di Spanyol. Ia memerintah sebagai diktator militer sampai sekitar tahun 1930. Jenderal Rivera menjadi  diktator dengan dukungan Raja Alfonso. Namun, Rivera tidak menampilkan sosok klasik seorang diktator. Dia memperkenalkan program pekerjaan umum, membangun jalan dan irigasi. Produksi industri meningkat tiga kali Dari tahun 1923 sampai tahun 1930. Rivera juga mengakhiri pemberontakan di Maroko pada tahun 1925. Namun, Depresi Besar Global tahun 1930-an menghantam Spanyol dengan keras. Pengangguran meningkat tajam dan Rivera tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi kekacauan-kekacauan ekonomi di Spanyol. Banyak demontrasi yang berlangsung di jalanan. Tentara menarik dukungannya dan Rivera harus mengundurkan diri. Rivera yang sudah tua dan sakit-sakitan, kabur ke Paris dan tak lama kemudian meninggal disana (Maret 1930). Pemerintahan darurat dibentuk dan pada bulan April tahun 1931, pemilu diadakan di Spanyol, golongan pro republik memenangkan semua suara di kota-kota besar di Spanyol. Golongan pro republik (kaum kiri) yang menang pemilu kemudian menyatakan Spanyol sebagai negara republik dan sistem monarki dihapuskan. dan orang-orang Republik yang anti monarki ini memaksa  Raja Alfonso untuk turun tahta. Raja Alfonso akhirnya kabur ke Paris.  Republik Spanyol yang baru itu segera menghadapi berbagai masalah serius:
Gerakan Kemerdekaaan -Dua daerah penting di Spanyol menginginkan kemerdekaan-Catalonia dan Basque (Penduduk kedua wilayah ini yang berbatasan dengan Perancis, merasa mereka bukan etnis Spanyol, budaya dan bahasa mereka berbeda dengan etnis Spanyol lainnya). Jika permintaan mereka dikabulkan, hal tersebut akan mengarah pada pecahnya Negara Spanyol. Dan Pemerintah yang didominasi golongan kiri tampaknya mendukung pemisahan ini.
Republik melawan Gereja -Gereja Katolik Roma bersikap bermusuhan terhadap Republik yang berideologi kiri (komunis) dan pro Soviet sebaliknya Republik juga memusuhi Gereja Katolik Roma yang dianggap sebagai lambang penindasan kaum lemah oleh yang kuat. -Hak-hak istimewa dari Gereja Katolik Roma mulai dikurangi. Imam gereja tidak lagi dibayar oleh negara. Gaji mereka sekarang dibayar dari kas Gereja Katolik Roma. Mulai ada pemisahan yang jelas antara wewenang Pemerintah dan Gereja, perceraian dalam perkawinan di legalkan oleh pemerintah. Kaum Jesuit – yang dipandang sebagai garis keras dari Gereja Katolik Roma diusir dari Spanyol (ironisnya Spanyol adalah negara yang telah melahirkan gerakan Jesuit tersebut).  -Pendidikan agama di sekolah-sekolah dihentikan. -Para pendukung Gereja menjadi marah karena bagi mereka Gereja Katolik Roma adalah jantung dari peradaban Spanyol. 
Anarkis di  Barcelona -Kaum Anarkis bercokol di Barcelona  dan mempunyai pengaruh yang sangat kuat di sana. Barcelona telah menjadi perlindungan bagi orang-orang berpikiran independen selama Perang Dunia I, sebagian dari mereka adalah tipe orang-orang yang telah mencoba untuk melakukan kudeta dan huru-hara di Munich di 1918-1919. Bagi kebanyakan kaum Anarkis, Gereja dipandang sebagai lambang penindasan dan manipulator rakyat miskin. Anarkis membakar sekitar 70 gereja, dan berencana untuk membakar 250 gereja-gereja lain. Seminari, biara-biara dan rumah dan kantor kapitalis juga dibakar. Perampokan bersenjata terhadap masyarakat umum melejit di Barcelona karena beberapa orang merasa bebas untuk mempraktekan keyakinan mereka dalam usaha pemerataan kekayaan secara langsung.
Republik melawan Militer -PemerintahRepublik  juga tidak suka kalau tentara banyak campur tangan dalam urusan politik dan bertekad untuk mengurangi pengaruh  dan hak-hak istimewa  mereka. -Banyak perwira militer di pensiunkan lebih dini untuk menghemat anggaran.  
Republik melawan Tuan Tanah dan Pemilik Modal -Spanyol adalah  negara pertanian dan depresi tahun 1930-an telah memukul harga hasil pertanian. Ekspor yang terutama seperti minyak zaitun dan anggur jatuh nilainya dan lahan-lahan pertanian akhirnya menjadi terbengkelai. Banyak perkebunan besar di Spanyol dinasionalisasikan (para tuan tanah menjadi marah karena tanah perkebunannya diambil alih oleh pemerintah Republik untuk dikelola menurut kemauan pemerintah) -Kenaikan gaji yang ditetapkan oleh pemerintah dipaksakan agar dibayarkan oleh pihak pemilik pabrik. Semua hal yang dilakukan pemerintah Republik diatas tersebut , semakin membuat marah semua elemen-elemen kanan dalam masyarakat (yang memiliki potensi untuk melawan)- militer, industrialis, pemilik tanah dan Gereja Katolik Roma. Keempat golongan tersebut memutuskan untuk tidak mendukung pemerintah Republik di Madrid. Mereka juga menyadari bahwa banyak negara-negara di Eropa yang akan bersedia untuk memberikan dukungan akan keadaan-keadaan sulit mereka karena banyak negara di Eropa takut akan bahaya penyebaran komunisme yang dianut sebagian besar pendukung republik.Fasis Italia di bawah Mussolini akan menjadi sekutu yang pasti dan Jerman akan menyusul kemudian setelah Hitler mendapatkan kekuasaannya pada Januari 1933.
Pada bulan Januari 1932, sejumlah perwira militer mencoba untuk menggulingkan pemerintah. Upaya itu tidak berhasil karena tentara, untuk saat itu, masih setia kepada pemerintah –yang dianggap sah karena telah memenangkan pemilu secara adil dan, oleh karena itu, memiliki legitimasi yang kuat. Pada saat itu ada partai politik baru yang dibentuk yang disebut Ceda. Partai sayap kanan ini didedikasikan untuk melindungi otoritas Gereja Katolik Roma dan para tuan tanah. Juga timbul gerakan pro fasis yang disebut Falangis yang mulai banyak menarik pendukung, bentrokan mulai meletus di jalanan antara kaum Falangis dan Kaum Kiri, dan banyak korban yang meninggal. -Industri kecil milik Spanyol juga terkena Depresi. Harga Besi dan baja jatuh karena tidak ada seorang pun memiliki uang untuk membayar hasil produksi. Produksi besi turun 33% dan baja sebesar 50%. Pengangguran di kedua sektor pertanian dan industri naik dan mereka dalam yang bekerja harus rela sebagian besar upahnya dipotong karena ekonomi yang sulit. Karena hal ini,Republik mulai menghadapi masalah besar yaitu kehilangan dukungan dari pendukung utama mereka yaitu dari  kelas pekerja akibat krisis ekonomi.  Pemerintah Azaña, telah kehilangan dukungan dari golongan kanan, juga mulai kehilangan dukungan dari golongan kiri. Dua partai politik sayap kiri yang kuat, kaum anarkis dan sindikalis (kelompok serikat pekerja yang kuat), merasa bahwa pemerintah Azaña terlalu mengambil jalan tengah. Keduanya menginginkan keadaan yang lebih sosialis dan membuang praktik-praktik kapitalisme. Ekstrim kiri mengorganisasi pemogokan dan kerusuhan dalam upaya untuk menggoyahkan pemerintah Azaña. Pemerintah Azaña tidak mampu mengatasi segala masalah ini dan Spanyol jatuh dalam keadaan kacau (chaos).

Pihak Militer Memutuskan Untuk Melakukan Kudeta
Francisco Franco
Jendral Francisco Franco
Pihak Militer pada kenyataannya, sudah membuat persiapan untuk suatu pengambilalihan dan penyelamatan Spanyol , mereka tidak terima kalau Spanyol  jatuh dalam revolusi Marxist (komunis). Jenderal Franco yang memegang kendali militer di jajahan Spanyol di Afrika Utara (Spanish Morocco) telah menggulingkan pemerintahan sipil di sana. Target berikutnya adalah untuk menyerang daratan utama Spanyol, mendirikan pemerintahan militer dan membersihkan negara dari semua unsur kiri. Mulai saat golongan Kiri harus mulai berjuang untuk bertahan hidup. Dan Perang Saudara Spanyol dimulai pada Juli 1936. Bersambung ..............  
Labels: Prelude to War

Thanks for reading Perang Saudara Spanyol (1936-1939) - Ajang Pemanasan Bagi Jerman Untuk Perang Dunia 2. Please share...!

0 Komentar untuk "Perang Saudara Spanyol (1936-1939) - Ajang Pemanasan Bagi Jerman Untuk Perang Dunia 2"

Back To Top