Blog sejarah Perang Dunia 2, Nazi Jerman dibawah Adolf Hitler di Eropa dan Jepang di Pasifik, melawan Sekutu

Motivasi Menulis

Jenderal Tadamichi Kuribayashi-Sumber Bencana Marinir Amerika di Iwo Jima 1945

Jenderal Tadamichi Kuribayashi
Jenderal Tadamichi Kuribayashi
Dialah orang yang paling bertanggung jawab terhadap banyaknya korban marinir Amerika dalam pertempuran di pulau Iwo Jima.Pihak Amerika telah salah besar dalam menilainya. Untuk merebut pulau Iwo Jima Pihak Amerika memperkirakan hanya akan bertempur selama 5 hari , tetapi ternyata berlarut-larut sampai 36 hari dengan jumlah korban yang sangat besar.Banyak jenderal Amerika yang menilainya sebagai musuh yang paling pintar dan paling berat selama perang Pasifik.

Latar belakang

Kuribayashi dilahirkan di perfektur Nagano dari keluarga samurai dan berdarah bangsawan. Dia adalah kepala keluarga yang baik, waktu-waktunya sebisa mungkin dia habiskan bersama keluarganya. Dalam perjalanan dinasnya, dia selalu melakukan komunikasi dengan mereka walaupun secara jarak jauh. Dia pernah mengenyam pendidikan di Kanada dan bertugas dua tahun sebagai deputi atase militer Jepang di Washington DC. Selama masa ini dia sering mengadakan perjalanan di berbagai daerah Amerika Serikat. Perjalanan ini membuatnya mengetahui lebih dalam tentang negara ini dan juga mendapat respek dari orang Amerika. Menurutnya perang modern akan banyak tergantung pada kekuataan industri untuk berproduksi, dia pernah mengemukakan pendapatnya ini pada rekan-rekannya bahwa perang dengan Amerika akan sia-sia karena mereka memiliki industri yang kuat, pendapat ini ditentang keras oleh sebagian kaum militer Jepang. Walaupun pandangannya cukup kontroversial, dia adalah salah satu dari sedikit perwira yang pernah mendapat kesempatan audisi dengan Kaisar Hirohito. Selain sebagai pemimpin militer, Kuribayashi juga adalah seorang yang berbakat sastra, karyanya antara lain syair Aikoku Koshin Kyoku (Lagu Cinta Tanah Air).

Pertempuran Iwo Jima

Kuribayashi sudah memperkirakan dua hal dalam menghadapi pertempuran yang menentukan ini yaitu Iwo Jima bagaimanapun akan jatuh juga ke tangan Amerika dan dirinya beserta seluruh pasukannya akan gugur. Namun dia tetap berusaha semaksimal mungkin mempertahankan pulau itu agar Amerika membayar semahal mungkin untuk upayanya. Kuribayashi sudah mengenali pola penyerangan Amerika, karenanya dia tidak memfokuskan pada pendaratan mereka di pantai.Membuat perbentengan/fortification di pantai akan sia-sia karena akan dihancurkan pihak Amerika dalam waktu singkat dengan bombardir besar besaran. Strateginya adalah menyuruh para insinyurnya untuk mendirikan benteng-benteng pertahanan bawah tanah. Di pulau kecil ini mereka menggali terowongan bawah tanah sepanjang 5000 meter yang saling berhubungan satu sama lain seperti jaring laba-laba.Taktik ini terbukti keampuhannya. Selama delapan bulan pulau itu dibombardir Sekutu , ditambah 72 hari sebelum pendaratan dibom berturut-turut oleh pesawat tempur, dan tiga hari sebelumnya oleh kapal perang, mereka memuntahkan ribuan ton peluru ditujukan terhadap pertahanan Kuribayashi,tapi pertahananya tetap kokoh. Pesawat-pesawat pembom bingung menentukan target yang hendak dibom dan foto yang diambil pesawat pengintai tak ada gunanya karena taktik kamuflase Jepang yang hebat. Dia mengendalikan pasukannya dengan tangan besi sehingga disiplin dan moril mereka baik sekali. 

Hari-hari terakhir Letjen. Tadamichi Kuribayashi

16 Maret 1945 pertahanannya secara teratur berakhir, tapi Kuribayashi masih hidup , dia hanya terputus kontak dengan sebagian anak buahnya. Mayor Horie yang pernah menjadi salah satu staff Kuribayashi menulis: Letjen Kuribayashi memimpin pertempuran di bawah sinar lilin tanpa istirahat dan tanpa tidur dari hari ke hari. Hubungan antara dia dengan dunia luar masih ada tanggal 15 Maret. Kami kira dia gugur pada tanggal 17 Maret. Dia dipromosikan sebagai jenderal penuh pada hari itu. Dia berkata, “Pertahanan musuh 200 atau 300 meter dari kami, mereka menyerang kami dengan api yang disemburkan dari tank. Mereka menyerukan agar kami menyerah tapi kami tertawa dan tidak menghiraukannya.” Kabar tentang promosinya ini disampaikan Horie melalui kawat, namun tidak diketahui apakah Kuribayashi menerimanya. 13 Maret 1945, kawatnya yang terakhir berbunyi, “Kami tidak makan maupun minum selama lima hari, tapi semangat Yamato, semangat bertempur kami masih tinggi, kami akan bertempur sampai saat terakhir” dan “Kepada perwira-perwira di Chichi Jima, selamat tinggal dari Iwo Jima”. Dia dilaporkan melakukan seppuku di salah satu tempat di terowongan bawah tanah itu, namun jenazahnya tidak pernah ditemukan. Iwo Jima sendiri baru diduduki Amerika tanggal 26 Maret 1945 dengan harga 6.800 tewas dan 17.000 lainnya terluka. Sementara korban yang jatuh di pihak Jepang dari 22.000 pasukan yang bertempur di Iwo Jima hanya 1.083 tentara yang selamat dan tertawan.

Penilaian pihak Sekutu

Amerika tidak bisa tidak merasa kagum pada kegigihan Kuribayashi mempertahankan Iwo Jima hingga titik darah terakhir.Rasa kagum ini telah dimulai sejak hari pertama pertempuran dan terus bertambah hingga berakhirnya pertempuran. Jenderal Holland Smith, komandan pasukan Amerika dalam pertempuran Iwo Jima berkata, “Dari semua lawan kita di Pasifik, Kuribayashi adalah yang paling tiada tanding.” Jenderal Cattes yang pernah secara pribadi menyerukan lewat corong pengeras suara agar Kuribayashi menyerah juga memuji pertahanannya yang luar biasa. Amerika memang telah beberapa kali berhadapan dengan panglima Jepang yang pandai dan memukau mereka, tapi belum pernah pujian mereka begitu tinggi seperti terhadap Jenderal Kuribayashi.

Taktik Jitu di Iwo Jima

Kuribayashi sudah memperkirakan bahwa serangan Amerika tak bakal terbendung lagi karena laut dan udara sudah di kuasai pihak Amerika.Karena itu dia sudah mempersiapkan penyambutan yang luar bisa terhadap pihak penyerbu.  -Dia sudah memperkirakan tempat-tempat pendaratan dan arah dari serangan pasukan marinir Amerika. -Dia menunggu sampai semua pihak penyerbu berjejalan di pantai untuk kemudian membombardir mereka. -Banyak mortirnya sudah di setel agar pelurunya jatuh di pantai pendaratan. -Separuh dari meriam penangkis udaranya disembunyikan didalam gua-gua untuk di gunakan melawan tank Amerika,taktik ini terbukti benar karena begitu meriam penangkis udaranya menembaki pesawat musuh ,langsung di balas dengan bombardir yang dashyat dari kapal perang sehingga meriam penangkis udaranya hancur berantakan. -Sisa-sisa tanknya di tanam dalam parit atau didalam gua dengan menyisakan turetnya,karena tidak efektif jika menghadapi tank Amerika yang lebih superior di tempat terbuka. -membuat banyak gua di tempat- tempat yang sulit di ketahui,sehingga membuat peperangan berlarut larut. -Dia tahu Iwo Jima akan jatuh ke tangan Amerika tapi pihak Amerika harus merebutnya melalui cara yang sudah diaturnya.

Misteri Kematiannya

Selama bertahun—tahun beragam sumber telah mengemukakan bahwa dia gugur dalam pertempuran di sekitar Lembah Maut atau bunuh diri di markas besarnya. Dalam surat kepada penulis, Taro putra Jenderal Kuribayashi memberikan versi berikut, yang mungkin lebih dapat dipercaya: “Kelihatannya setelah matahari terbenam pada 25 Maret sampai subuh tanggal 26 pasukan Kekaisaran Jepang yang selamat diharuskan tetap bertahan di bawah tekanan pasukan Amerika dan hujan tembakan. Dalam keadaan tersebut, dia memegang pedang dengan tangan kiri dan memerintahkan perwira kepala staf, Kolonel Takaishi,yang berada di sebelahnya. “Kirim penembak runduk untuk menembak".(Sersan Oyama mendengar perintah itu). Oyama, yang terluka parah dalam perternpuran terakhir, tidak sadarkan diri, dirawat oleh pasukan Amerika dan setelah menghabiskan waktu sebagai tawanan perang dia pulang dan memberikan kesaksian mengenai kejadian mengerikan malam itu kepada saya. Ayah saya percaya bahwa adalah memalukan bila jasadnya ditemukan oleh musuh bahkan bila dia sudah mati.sehingga dia sudah meminta dua prajuritnya untuk ikut dengannya, satu di depan dan satu lagi di belakang, membawa sekop. Bila dia mati, dia ingin mereka langsung menguburkan jasadnya di tempat yang telah dipilihnya. Sepertinya ayah saya dan para prajurit tersebut terbunuh oleh peluru artileri, dan dia dikuburkan di bawah sebatang pohon di Desa Chidori, di sepanjang pantai dekat Gunung Osaka.Sesudah itu Jenderal Smith seharian penuh mencari jasad ayah saya untuk memberikan penghormatan dan upacara pemakaman, namun dia tak menemukan jasad ayah saya.”
Back To Top